Menurut Sukmadinata (2005: 81-100), terdapat empat model konsep kurikulum yaitu
model kurikulum subjek akademik, model kurikulum personal, model kurikulum
rekonstruksi sosial, dan model kurikulum teknologis.
Kurikulum subjek akademik berorientasi pada pembentukan manusia intelek. Materi
pelajaran berupa ilmu pengetahuan, sistem nilai yang dianggap baik dan harus
disampaikan secara turun temurun. Proses pendidikan adalah upaya transfer ilmu
pengetahuan masa lampau yang
dianggap baik. Keberhasilan pendidikan dilihat
dari sejauh mana siswa menguasai bahan ajar yang dipalajarinya.
Model kurikulum personal yaitu kurikulum yang berorientasi pada pengembangan
potensi siswa secara maksimal. Dalam kurikulum ini tidak ada materi standar,
karena materi disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak. Proses pembelajaran
lebih banyak upaya pembimbingan anak untuk menyalurkan minat dan perhatiannya.
Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh ma-na siswa merasa senang dalam menjalani
aktivitas.
Kurikulum rekonstruksi sosial, adalah model kurikulum yang berorientasi pada
kepedulian sekolah untuk memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Isi
pendidikan berupa permasalahan yang ada di masyarakat, untuk selanjutnya
dibahas dan dipecahkan dengan menggunakan khasanah keilmuan yang ada yang
dipandang relevan untuk memecahkan masalah. Metode pembelajaran lebih banyak
pada upaya diskusi dan penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keterlibatan siswa dalam proses pemecahan masalah dan sejauh mana masalah mampu
dipecahkan dalam proses pembelajaran.
Model kurikulum teknologis, yaitu kurikulum
yang didasarkan pada penggunaan metode ilmiah dalam penyusunan kurikulum dan
isi kurikulum adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikuasai
untuk menghadapi kehidupan. Isi pendidikan menekankan pada
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, proses pendidikannya berupa transfer
IPTEK, sedang evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana IPTEK mampu dikuasai
oleh siswa. Ada dua jenis teknologi yang digunakan dalam jenis kurikulum ini
yaitu teknologi perangkat lunak dan teknologi perangkat keras.
Model konsep
kurikulum yang manakah yang menjadi dasar pijakan kurikulum KTSP? KTSP, pada
dasarnya merupakan penyempurnaan model dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
yang diujicobakan oleh Depdiknas secara nasional. KBK itu sendiri adalah
kurikulum yang berbasis kompetensi.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah
salah satu jenis dari model konsep kurikulum teknologis. Dengan demikian KTSP
menggunakan model konsep kurikulum
teknologis. Meskipun konsep kurikulum teknologis menjadi tulang
punggung pengembangan KTSP, tapi tidak berarti nilai esensial dari model konsep
kurikulum lainnya diabaikan. Karakter yang ada pada model konsep lainnya tetap ada,
hanya tidak dominan. Karena dalam realitas, konsep-konsep tersebut saling
melengkapi.
Hal ini bisa
dilihat dalam prinsip-prinsip pengembangan KTSP dan acuan operasional
penyususunan KTSP yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
Secara umum
prinsip-prinsip pengembangan KTSP meliputi:
1.
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya.
2.
Beragam dan terpadu
3.
Tanggap terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni
4.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5.
Menyeluruh dan berkesinambungan
6.
Belajar sepanjang hayat
7.
Seimbang antara kepentingan nasional dankepentingan daerah.
Sedangkan
acuan operasional penyusunan KTSP harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1)
Peningkatan iman dan taqwa serta ahlak mulia
2)
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik.
3)
Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4) Tuntutan
pembangunan daerah dan nasional
5)
Tuntutan dunia kerja
6)
Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
7)
Agama
8)
Dinamika perkembangan global
9)
Persatuan nasinal dan niai-nilai kebangsaan
10) Kondisi sosal budaya masyarakat
setempat
11) Kesetaraan gender
12) Karaktrsitik satuan
pendidikan.
Dari
sejumlah prinsip dan acuan operasional KTSP di atas tampak bahwa pengembangan
potensi diri siswa sebagai individu, aspek sosial masyarakat, penguasaan mata
pelajaran/ipteks, dan aspek Ketuhanan juga diperhatikan. Meskipun berbasis
kompetensi tidak berarti hanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperhatikan, unsur kemanusiaan, sosial, dan spiritual juga tidak
dilepaskan. Sedangkan apabila ditinjau dari model pendekatan pengembangannya,
kurikulum 2006/KTSP menerapkan pendekatan dekonsentrasi, yaitu campuran antara
setralistik dan desentralistik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar