Kemesraan selalu terkait dengan kasih sayang dan
cinta terasa gersang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kemesraan
itu merupakan bumbu atau pemanis didalam berkasih sayang.
Merealisasikan bentuk kemesraan
dalam kehidupan manusia, wadahnya antara lain melaui tulisan seperti cerita pendek, novel, syair-syair lagu dan puisi, termasuk juga prosa.
Jika kemesraan dipadukan dengan
keharmonisan (harmoni), maka kemesraan didalam kasih
sayang
pasti akan harmonis, sepanjang tidak dihadirkan”semu”, baik dalam kemesraan maupun dalam kasih sayang.
Kemesraan
yang terpadu dalam kasih sayang di lingkungan keluarga(ayah, ibu, dan anak-anak) ,tampil dengan kesewajaran yang harmonis, saling menyayangi , guna
menbina keutuhan rumah tangga. Maka berfungsilah komunikasi lintas, terbuka timbal balik antara sesama anggota
keluarga dalam rumah tangga.
Lain halnya jika kemesraan itu
terkait dengan hubungan muda-mudi yang dilanda cinta. Pasti bentuk dan sasaran kemesraaan jauh berbeda
dibanding dengan kemesraan suami istri dan anak-anak dalam lingkungan kelurga
yang sakinah. Bentuk kemesraan yang disebutkan terdahulu selalu menuntut bebas
dari belenggu pengawasan.
Resiko dari hasil paduan
kemesraan yang berlebihan itu biasanya ditanggung bersama atau salah satu pihak
harus dikorbankan. Bentuk kemesraaan seperti inilah sedapat mungkin diarahkan guna
menghindari pencermaran. Kasus-kasus yang terjadi dikalangan masyarakat (biasanya dinamai kawin kecelakaan, hamil diluar nikah, tindakan menggugurkan), semuanya merupakan hasil dari
wujud kemesraan yang melewati batas. Jika demikian halnya, maka bagaimana seharusnya kemesraan itu dibina agar
tidak tercemar? Jawabannya diserahkan kepada masing-masing orang. Namun yang terpenting dalam hal ini adalah
kesadaran, tanggung
jawab, nama baik, harga diri, serta pengendalian diri.
Wujud kemesraan dalam kehidupan
bertetangga lain lagi bentuknya. Dalam lingkup ini masih dianggap bernilai tinggi, pameo klasik yang menyatakan :”tetangga
adalah saudara terdekat, dibanding dengan keluarga dan saudara kandung yang tempat tinggalnya jauh.”Dikaji lebih
mendalam pemeo klasik tersebut berkaitan dengan kemesraaan, maka terungkaplah hal-hal
sebagai berikut:
a.
Berusahalah dalam kehidupan sehari-hari agar tidak
menganggap tetangga sebagai saingan;
b.
Berusahalah sedikit demi sedikit menghilangkan sifat
iri terhadap tetangga dalam hal
kemampuan memiiki sesuatu;
c. Berusahalah
agar tidak mencampuri pertengkaran anak-anak kecil. Biasanya setelah bertengkar anak-anak kecil itu
berdamai dan bermain bersama-sama
kembali.
d. Beruasahalah
untuk menghindari pergunjingan , saling mencela, mau menganggap diri sendiri lebih
hebat dibanding dengan tetangga lainnya;
e. Berusahalah
agar tdak terjebak dalam kesibukan mencampuri urusan rumah tangga tetangga. Sekaligus juga berusaha agar
tidak saling menyambung cerita dengan sesama tetangga,mengenai kekurangan yang
dimilki oleh tetangga lain.
f. Berusahalah
agar selalu ramah dengan sesama tetangga, saling menolong tanpa pamrih, serta bersikap tidak menbeda-bedakan antara tetangga yang satu dengan
yang lainnya.
Kemesraan
hidup bertetangga berlandaskan kepada hal-hal yang disebutkan diatas, niscaya akan menjadi tali
pengikat dalam membentuk kerukunan berkehidupan yang layak. Selain itu pasti akan tercegah
timbulnya konflik, karena antara sesama tetangga saling menghormati, saling menghargai, sehingga akan terbina kerjasama sosial dalam
kehidupan yang harmonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar