Kasih sayang merupakan salah
satu dari sekian banyak potensi yang dimiliki manusia. Bentuknya abstrak,hanya dapat dirasakan,namun tak
dapat disentuh. Kasih sayang yang terdiri dari dua kata;”kasih”dan”sayang”, belum lengkap
maknanya jika hanya kasih yang ditonjolkan tanpa sayang. Demikian pula sebaliknya, hanya sayang yang ditampilkan tanpa kasih, rasanya hambar.
Paduan kata kasih sayang dalam
konstelasi kehidupan manusia secara universal tidak ditentukan oleh dan berdasarkan
strata sosial. Ia(kasih
sayang ) itu meliputi seluruh unsur rasa yang dimiliki manusia, sepanjang masih terentang
hubungan antara yang menberi dan yang menerima
kedua aspek tersebut. Perwujudan kasih sayang dalam skala bertendensi
pemenuhan kebutuhan, sifat dan bentuknya berbeda-beda.
1.
Kasih sayang orang tua terhadap anaknya sifat dan
bentuknya tulus penuh keikhlasan.Walupun sering-kali sang anak kurang peduli
terhadap kedua orang tua, namun tak pernah orang tua menuntun balas jasa dari sang anak kelak bila
anak tersebut berhasil dalam berkehidupan.
2.
Kasih sayang para remaja pra puber yang dijuluki
remaja jatuh cinta bentuk dan sifatnya biasanya penuh kepuraan-puraan. Tidak menutup kemungkinan
terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan. Pada Usia menjelang remaja (istilah populernya ABG), biasanya para remaja mengalami berbagai konflik batin dan perasaan, egonya sangat menonjol, selalu ingin mencoba, daya hayal melambung tinggi, tuntutan kegairahan untuk
mencintai dan dicintai oleh lawan sejenisnya menggelora. Dalam lingkup yang disebutkan inilah diperlukan
bimbingan serta arahan-arahan yang berguna.
3.
Kasih sayang terhadap diri sendiri berorientasi
kepada tak satupun manusia yang tidak menyayangi dirinya sendiri. Apabila terjadi peristiwa bunuh
diri, hal itu hanya
merupakan akibat sebagai jalan pintas untuk mengakhiri penyebab kenekatan
melakukan bunuh diri. Dalam kasus seperti itu bentuk dan sifat kasih sayang
terhadap diri sendiri sangat didominasi oleh ketidakmampuan menghadapai
tantangan hidup. Aneka penyebab bunuh diri seperti patah hati, konflik keluarga, merasa dipermalukan, penghianatan atau dihianati, membela prinsip, dan sebagainya merupakan rentetan dari runtuhnya
daya tahan keimanan yang seharusnya dibina guru membentengi diri agar tidak
terperosok kedalam perbuatan tercela.
4.
Kasih sayang dalam konteks relasi sosial bentuk dan
sifatnya sangat ditentukan oleh prestasi
kerja. Misalnya
hubungan antara pimpinan dan karyawan biasa, atau hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin
dalam suatu organisasi legal.
5.
Kasih sayang dalam kaitannya dengan pembinaan terhadap keyakinan beragama. Sifat dan bentuknya tidak tertuju pada keinginan
mengharapkan imbalan jasa. Akan tetapi lebih mengutamakan pencapaian ketenangan batin dalam
kehidupan yang harmonis melalui ketekunan beribadah. Di samping itu, selalu berusaha menjauhi larangan-Nya, melaksanakan suruhan-Nya. Maka tercerminlah di dalamnya
kecintaan terhadap maha pencipta, dan kecintaan terhadap Al-Amin yang
diutus untuk memperbaiki tingkah laku umat manusia, juga sebagai pembmbing ke arah kebenaran, mempercayai hanya satu yang
disembah yaitu Allah SWT.
Salah satu dari sekian banyak kebutuhan manusia yang
diperlukan oleh sesamanya adalah kasih sayang. Tanpa kasih yang pasti akan mengundang konflik. Sebaliknya, bila kasih sayang dicurahkan
secara berlebihan, akan berakibat fatal. Misalnya kasih sayang orang tua kepada anak melewati ambang batas, semua permintaan dan tuntutan
sang anak dipenuhi atau diusahakan harus terpenuhi tanpa memikirkan bermanfaat
dan tidaknya apa yang menjadi tuntutan
itu,akibatnya:
- Sang anak pasti bertindak
memaksa bersikeras harus dipenuhi segala tuntutannya.
- Sang anak
akan terbatas kreatifikasinya, enggan dalam kemandirian, sukar untuk bertanggungjawab, agresif, dan selalu mengharapkan bantuan orang lain.
- Sang anak
akan kehilangan kepercayaan terhadap dirinya sendiri sehingga mudah
terpengaruh, juga wawasan
pemikiran ke masa depan kurang mendukung.
- Sang anak
akan terbiasa dengan sifat keangkuhan yang sangat menonjol tanpa memperhitungkan benar tidaknya sesuatu yang ia pertahankan.
Berbagai akibat antara lain yang disebutkan merupakan gambar yang
diperkirakan oleh para ahli ilmu jiwa anak, kelak sang anak dewasa nanti. Bahkan tak menutup kemungkinan
kasih sayang yang berlebihan –lebih
membuahkan hasil berupa hal-hal yang dipandang abnormal.
Dalam pendapat tersebut jelaslah
bahwa kasih sayang dan proteksi (perlindungan) terhadap anak secara
berlebih-lebihan niscaya akan berakibat negatif bagi anak itu. Menghadapi keadaan yang dikemukakan, kedua orang tua harus bersikap
arif. Dalam hal ini
sangat diperlukan:
1. Pendidikan
dalam rumah tangga harus didukung oleh kesadaran beragama, melaksankan secara kontiyu segala yang
disyariatkan oleh agama yang diianut dan diyakini. Tanamkan dan tumbuhka budi pekerti yang baik
dalam lingkungan rumah tangga. Selain itu, kontrol yang terarah diutamakan, tanpa kekerasan, dampratan yang disertai
pukulan.
2. Sebagai orang tua berusahalah
untuk disegani oleh anak-anak, bukan untuk ditakuti. Bila bersalah, hukuman yang ditempatkan harus dalam
bentuk nasehat, pengarahan, dan bersifat membangun semangatnya untuk berusaha tidak melakukan
kesalahan.
3. Diperlukan sikap
keterbukaan serta membuka diri dalam
menerima berbagai keluhan yang diajukan oleh sang
anak. Pertimbangan
rasioanal sangat dibutuhkan dalam memutuskan, menentukan dan menetapkan cara yang paling baik
mengatasi masalah yang dikeluhkan sang anak.
4. Menuju kepada terbinanya
keluarga sakinah, pendidikan anak dalam rumah tangga tidak semata-mata menjadi kewajiban
ibu. Akan tetapi
merupakan tanggung jawab bersama. Dengan demikian ayah sebagai kepala rumah tangga tidak hanya tahu jmlah penghasilan bersih
yang diserahkan kepada ibu. Tetapi lebih jauh dari itu, sang ayah harus turut mengawasi anak-anak walaupun tanggung jawab sebagai
kepala rumah tangga tetap dilaksanakan.
Hal-hal
yang ditampilkan merupakan sebagian dari ulasan mengenai perwujudan tentang kasih sayang dalam kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar