Opening

Kamis, 30 Januari 2014

Pariwisata Di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan



Potensi Pariwisata di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ( PangKep ) meliputi :
a.      Wisata Bahari, yang terdiri dari obyek wisata taman laut seperti :
1.      Pulau Kapoposang
       Wisata bahari di Pulau Kapoposang kecamatan Liukang Tupabiring telah dikelolah oleh pihak swasta bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pangkep. Selain menyuguhkan alam pantai yang natural, juga dilengkapi dengan berbagai perlengkapan untuk menyelam (diving) dan snorkling.
2.      Pulau Langkade
       Pulau Langkadea terletak di wilayah Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Pulau
tak berpenghuni ini menawarkan begitu banyak pesona keindahan.  Para wisatawan yang mengunjungi pulau ini biasanya menyewa kapal penumpang dari pelabuhan Kayu Bengkoa atau pelabuhan Paotere Makassar dan biasa juga menyewa kapal langsung di daerah daratan PangKep.
3.      Pulau Cengkeh
       Jika anda senang berwisata ke Pulau, tidak ada salahnya mencoba mampir di Pulau Cengkeh, kecamatan Liukang tupabbiring, Kabupaten Pangkep. Pasir putih serta nuansa eksotis akan tersaji di depan mata, laut biru dengan hembusan angin juga menjadi pelengkap perjalanan anda.
Hanya dengan menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit dengan menggunakan speed boat dari dermaga Maccini Baji Kecamatan Labakkang, anda akan tiba di sebuah Pulau. Pulau ini bernama Pulau Cengkeh, pulau yang masuk di wilayah kecamatn Liukang Tupabbiring. Pulau ini merupakan Pulau konservasi dan pengembang biakan penyu sisik. Namun sayang, penyu disini sulit untuk di jumpai. Meski berstatus sebagai lokasi konservasi, Pulau ini menyimpan keindahan yang tak kalah menariknya. Untuk anda kunjungi. Nuansa eksotis, pepohonan yang rindang, hamparan pasir putih, hembusan angin, serta birunya laut, akan anda nikmati saat berada di Pulau berukuran kurang lebih 800 meter persegi ini. Jika anda ke Pulau ini pemerintah juga menyediakan tempat perisitirahatan, secara cuma cuma, serta rumah singgah bagi anda yang ingin menghabiskan malam di Pulau ini.
4.      Pulau Pala
       Pulau yang satu ini bernama Pulau Pala yang juga terdapat Di Kabupaten Pangkep. Salah Satu pulau yang merupakan pusat konservasi penyu di Kabupaten Pangkep dan memilki pemandangan yang tidak kalah menariknya dengan pulau yang lainnya.


b.      Taman Rekreasi dan Permandian Alam Mattampa
                        Untuk permandian alam Mattampa yang berada dalam kawasan wisata Mattampa, kini tengah ditata. Sebagai kawasan wisata, dilengkapi dengan dua kolam renang yang berskala nasional, taman permainan, gua bersejarah hingga museum karts yang memiliki koleksi buku-buku karts.





c.       Taman Purbakala Sumpang Bita
                        Taman Purbakala Sumpang Bita yang berada di Kecamatan Balocci. Di kawasan ini, yang menjadi obyek utama adalah tangga seribu yang dipuncaknya memiliki gua peninggalan bersejarah berupa tapak tangan dan kaki para nenek moyang. Dalam areal obyek wisata ini, merupakan perpaduan antara wisata agro yang memiliki tanaman berbagai macam serta taman yang indah.

d.      Leang Pa'niki
             Obyek wisata yang berada di kawasan Resort Tondong Tallasa Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I yakni obyek wisata penelusuran gua alam Leang Pa’niki. Leang Pa’niki merupakan gua berair untuk melakukan eksplorasi di butuhkan peralatan pendukung penelusuran gua serta perahu karet atau pelampung. Ornamen-ornamen yang terdapat dalam gua sangat indah dan menakjubkan. Penelusuran gua ini hanya di peruntukkan bagi kegiatan wisata minat khusus.




e.       Air Terjun Tombolo  
                        Tombolo memiliki tinggi air terjun stabil sepanjang tahun serta memiliki aliran sungai yang indah melewati alur-alur karst. Lokasi air terjun dapat di tempuh  2,5 jam perjalanan dari Desa Tompobulu menyusuri jalan patroli pada kawasan hutan yang berada di kaki Gunung Bulusaraung. Ada banyak keindahan alam yang dapat di temui dalam perjalanan menuju lokasi ini diantaranya vegetasi hutan yang masih alami, mata air yang keluar dari balik karst, tebing-tebing karst yang unik, gua-gua alam bahkan ada juga beberapa gua yang menjadi tempat bersarangnya burung walet.

f.       Leang Lonrong
             Leang Lonrong merupakan gua alam di dalam gua terdapat sungai bawah tanah yang keluar melalui mulut gua leang lonrong dengan debit air cukup stabil sepanjang tahun, gua ini cukup panjang dan luas. Selain sebagai tempat wisata tirta, air yang keluar dari dalam gua dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar gua dan PT. Semen Tonasa dalam memnuhi kebutuhan air bersih. Fasilitas pendukung kegiatan wisata yang telah ada diantaranya kolam permandian, shelter, baruga, jembatan penyeberangan dan tempat ganti pakaian. Lokasi Leang Lonrong secara adminstrasi pemerintahan berada di Desa Panaikang Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep.


g.      Leang Sakapao
            Gua ini berada di atas tebing karst Minasate’ne memiliki gambar-gambar peninggalan prasejarah berupa gambar babirusa dan telapak tangan yang menurut beberapa pakar arkeologi kualitas gambarnya jauh lebih baik dibandingkan dengan yang ada di kawasan Taman Purbakala Leang-Leang

h.      Leang Kassi
             Leang Kassi merupakan situs prasejarah yang terdapat Di wilayah Resort Minasate’ne. Di Resort Minasatene memang terdapat beberapa situs prasejerah diantaranya Leang Kassi. Situs-situs prasejarah ini berada dalam satu gugusan karst yang letaknya agak berdekatan dan tidak jauh dari jalan poros, selain itu situs-situs prasejarah telah dilengkapi fasilititas pendukung seperti jalan trail, papan informasi, papan petunjuk, shelter dan pagar pengaman. Leang ini di kelola oleh Dinas Pelestarian dan Peninggalan Prubakala (BP3) PangKep, Leang Kassi memiliki sumber mata air yang dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh PDAM Kabupaten Pangkep dan irigasi. Selain itu sumber air Leang Kassi dijadikan juga sebagai permandian alam, bagi masyarakat. Setiap hari minggu, permandian ini ramai dikunjungi pengunjung baik masyarakat sekitar maupun masyarakat lokal. Dipermandian alam ini kita juga dapat menikmati terapi ikan garra rufa namun oleh masyarakat sekitar ikan ini lazim disebut ikan Pai-Pai.


i.        Tompo' Bulu' (toPo bulu)
                        Desa Tompobulu berada di Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep dan dalam wilayah kerja SPTN I Dan dapat ditempuh dengan jarak 17 km dari jalan poros Pangkep – Makassar. Desa ini terkenal dengan keindahan alamnya yang masih alami dengan suasana alam yang sejuk. Desa Tompobulu berada pada ketinggian ± 700 m dpl dan memiliki kultur yang religius namun terbuka kepada siapapun yang berkunjung. Pengunjung dapat menikmati panorama alam desa yang berada di kaki Gunung Bulusaraung sambil menikmati kehidupan tradisional dan keramah tamahan penduduknya menjadi alternatif wisata yang layak anda rasakan. Sambil menikmati suasana sejuk pedesaan, kita juga dapat berbaur dengan aktivitas penduduk seperti melihat produksi pembuatan gula merah dari Pohon Aren (Arenga pinnata). Tompobolu memang sejak dahulu terkenal sebagai sentra pembuatan gula merah yang dilakukan secara tradisional dan biasanya tempat pembuatan gula berada di dalam kawasan hutan.  Selain menyaksikan sentra pembuatan gula merah dari Pohon Aren, kita juga bisa menyaksikan usaha produktif warga membuat madu.

j.        Obyek wisata boga berupa makanan tradisional seperti :
1.      Dange
       Wisata boga ini banyak diminati oleh para musafir  atau orang yang dalam perjalanan menuju dan dari Makassar. Apalagi tempatnya sangat mudah didapat seperti di Kecamatan Segeri dan Mandalle. Dange adalah salah satu kue tradisional dari Kabupaten Pangkep, terutama dari Kecamatan Segeri. Dange berbentuk seperti beroncong namun Dange memiliki khas khusus dari pada beroncong. Dange memiliki warna hitam tapi beroncong memiliki warna coklat muda. Dange terbuat dari bahan-bahan alami dan Dange bebas dari bahan kimia. Sehingga, Dange bisa tinggal dalam waktu yang lama mungkin selama seminggu tanpa dipanaskan. Dange memiliki dua jenis, Dange Cokelat seperti kami dan Dange Keju. Karena Dange Keju lebih lezat dari Dange Keju, maka harga Dange Keju lebih mahal daripada Dange Cokelat.
2.      Cucuru Bayao 
       Cucuru bayao adalah makanan khas yang berasal dari Kabupaten Pangkep. Bentuk cucuru bayao itu, bulat agak pipih, dan berwarna kuning tua. Cucuru bayao memiliki rasa yang sangat manis dan enak.   Jadi, bagi para penderita diabetes harus berhati - hati memakan si cucuru bayao ini. Kalau mau membuat cucuru bayao, sang pembuat harus mematuhi peraturan tertentu, antara lain ; pembuat harus bersih, memakai pakaian yang bagus, dan juga tidak boleh marah (membuat cucuru bayao membutuhkan kesabaran yang tinggi).
3.      Sup Konro
       Sup Konro adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi PangKep. Sup ini biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan ketupat kecil yang dipotong-potong terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar. Konro aslinya dimasak berkuah dalam bentuk sup yang kaya rempah, akan tetapi kini terdapat variasi kering yang disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu khas konro.
4.      Sop saudara
       Sop Saudara Pangkep merupakan sebuah makanan yang menjadi identitas dari segi nama, sop saudara berbeda dengan makanan khas sulsel umumnya biasanya di beri nama khas etnik, misalnya “Coto Makassar” kalimat Makassar di sini pada etnik bukan aspek geografis kewilayaan – dalam hal ini Kota Makassar .Sebab, sejak dulu sebelum kota makassar dinamai makassar saat masa penjajahan, setelah itu di ganti menjadi di ganti dengan “Ujung Pandang”,lalu pasca reformasi 1998 lalu di ganti kembali menjadi “Kota Mkassar” coto sebagaian salah satu produk kuliner oleh oleh Makassar itu tetap bernama “coto makassar” tidak pernah menjadi coto ujung pandang, “Sop saudara pangkep
5.      Suraben
       Suraben merupakan jajanan pasar tradisional yang berasal dari PangKep dan telah terkenal secara nasional dengan nama surabin, ada dua jenis suraben yaitu suraben manis yang menggunakan kinca dan suraben asin dengan taburan oncom yang telah dibumbui diatasnya. Suraben biasa dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadangkala telur ayam yang telah dikocok ditambahkan keatas adonan surabi yang sedang dimasak. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai topping seperti sosis, keju, maupun mayones yang tujuannya untuk mematahkan asumsi bahwa suraben adalah makanan yang terkesan rendahan. Tempat yang menyajikan suraben dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bogor.
6.      Cao
       Cao adalah makanan tradisional Pangkep yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan beberapa bahan tradisional yang disimpan dalam botol. Biasanya yang dijadikan sebagai bahan baku utama adalah Ikan Kecil atau Udang yang di Fermentasi dengan ragi. dan disimpan dalam botol yang lamanya sekitar 3 hari. Setelah proses fermentasi selesai,biasanya makanan ini berubah menjadi warna Pink, karena warna udang yang terfermentasi dengan baik. Makanan ini sangat berbau aneh, namun setelah diolah dengan bumbu dan racikan baik maka akan menarik selera dan nafsu makan teman-teman. Sejarah cao sebenarnya berasal dari Pulau Salemo,Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ( PangKep ). Awalnya, orang di pulau ingin menukarkan ikan dengan orang yang berada di darat. Namun, karena jarak yang jauh dan berbagai halangan pada waktu itu,maka salah seorang yang berada di Pulau Salemo berpikiran ingin membuat makanan yang tahan sampai berbulan-bulan, setelah itu dibuatlah cao yang begitu murah dan bahan-bahannya terjangkau. Tidak diketahui siapa orang yang pertama yang membuat cao, namanya saja suatu peninggalan tradisional yang turun menurun dan diteruskan,tidak di tahu siapa penemunya.

7.      Wisata Budaya seperti Pa’Bissu
       Pa’bissu merupakan suatu budaya yang kini masih dipegang erat oleh sekelompok masyarakat Bissu yang ada Di PangKep untuk menghormati leluhur. Tarian ini, sangat menakjubkan karena dengan menggunakan sebilah keris dan menancapkannya di batang leher. Dengan tarian dan musik yang khas, tarian itu menjadi sajian yang mengandung nilai budaya yang kental. Pa’bissu ini juga banyak dipergunakan masyarakat petani pada awal mengolah lahannya. Untuk tarian ini, sudah banyak dikenal oleh masyarakat di propinsi lain bahkan sudah melanglang buana hingga ke mancanegara.

1 komentar: