Potensi
Pariwisata di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ( PangKep ) meliputi :
a.
Wisata Bahari, yang terdiri dari obyek wisata
taman laut seperti :
1.
Pulau Kapoposang
Wisata bahari di Pulau Kapoposang
kecamatan Liukang Tupabiring telah dikelolah oleh pihak swasta bekerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Pangkep. Selain menyuguhkan alam pantai yang
natural, juga dilengkapi dengan berbagai perlengkapan untuk menyelam (diving)
dan snorkling.
2.
Pulau Langkade
Pulau Langkadea
terletak di wilayah Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Pulau
tak berpenghuni ini menawarkan begitu banyak pesona keindahan. Para wisatawan yang mengunjungi pulau ini biasanya menyewa kapal penumpang dari pelabuhan Kayu Bengkoa atau pelabuhan Paotere Makassar dan biasa juga menyewa kapal langsung di daerah daratan PangKep.
tak berpenghuni ini menawarkan begitu banyak pesona keindahan. Para wisatawan yang mengunjungi pulau ini biasanya menyewa kapal penumpang dari pelabuhan Kayu Bengkoa atau pelabuhan Paotere Makassar dan biasa juga menyewa kapal langsung di daerah daratan PangKep.
3.
Pulau Cengkeh
Jika anda senang berwisata ke Pulau, tidak ada salahnya
mencoba mampir di Pulau Cengkeh, kecamatan Liukang tupabbiring, Kabupaten
Pangkep. Pasir putih serta nuansa eksotis akan tersaji di depan mata, laut biru
dengan hembusan angin juga menjadi pelengkap perjalanan anda.
Hanya dengan menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit dengan menggunakan speed boat dari dermaga Maccini Baji Kecamatan Labakkang, anda akan tiba di sebuah Pulau. Pulau ini bernama Pulau Cengkeh, pulau yang masuk di wilayah kecamatn Liukang Tupabbiring. Pulau ini merupakan Pulau konservasi dan pengembang biakan penyu sisik. Namun sayang, penyu disini sulit untuk di jumpai. Meski berstatus sebagai lokasi konservasi, Pulau ini menyimpan keindahan yang tak kalah menariknya. Untuk anda kunjungi. Nuansa eksotis, pepohonan yang rindang, hamparan pasir putih, hembusan angin, serta birunya laut, akan anda nikmati saat berada di Pulau berukuran kurang lebih 800 meter persegi ini. Jika anda ke Pulau ini pemerintah juga menyediakan tempat perisitirahatan, secara cuma cuma, serta rumah singgah bagi anda yang ingin menghabiskan malam di Pulau ini.
Hanya dengan menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit dengan menggunakan speed boat dari dermaga Maccini Baji Kecamatan Labakkang, anda akan tiba di sebuah Pulau. Pulau ini bernama Pulau Cengkeh, pulau yang masuk di wilayah kecamatn Liukang Tupabbiring. Pulau ini merupakan Pulau konservasi dan pengembang biakan penyu sisik. Namun sayang, penyu disini sulit untuk di jumpai. Meski berstatus sebagai lokasi konservasi, Pulau ini menyimpan keindahan yang tak kalah menariknya. Untuk anda kunjungi. Nuansa eksotis, pepohonan yang rindang, hamparan pasir putih, hembusan angin, serta birunya laut, akan anda nikmati saat berada di Pulau berukuran kurang lebih 800 meter persegi ini. Jika anda ke Pulau ini pemerintah juga menyediakan tempat perisitirahatan, secara cuma cuma, serta rumah singgah bagi anda yang ingin menghabiskan malam di Pulau ini.
4.
Pulau Pala
Pulau yang satu ini
bernama Pulau Pala yang juga terdapat Di
Kabupaten Pangkep. Salah Satu pulau yang merupakan pusat konservasi penyu di
Kabupaten Pangkep dan memilki pemandangan yang tidak kalah menariknya dengan
pulau yang lainnya.
b.
Taman Rekreasi dan Permandian Alam
Mattampa
Untuk permandian alam
Mattampa yang berada dalam kawasan wisata Mattampa, kini tengah ditata. Sebagai
kawasan wisata, dilengkapi dengan dua kolam renang yang berskala nasional,
taman permainan, gua bersejarah hingga museum karts yang memiliki koleksi
buku-buku karts.
c.
Taman Purbakala Sumpang Bita
Taman
Purbakala Sumpang Bita yang berada di Kecamatan Balocci. Di kawasan ini, yang
menjadi obyek utama adalah tangga seribu yang dipuncaknya memiliki gua
peninggalan bersejarah berupa tapak tangan dan kaki para nenek moyang. Dalam
areal obyek wisata ini, merupakan perpaduan antara wisata agro yang memiliki
tanaman berbagai macam serta taman yang indah.
d.
Leang Pa'niki
Obyek wisata yang berada di kawasan
Resort Tondong Tallasa Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I yakni obyek
wisata penelusuran gua alam Leang Pa’niki. Leang Pa’niki merupakan gua berair
untuk melakukan eksplorasi di butuhkan peralatan pendukung penelusuran gua
serta perahu karet atau pelampung. Ornamen-ornamen yang terdapat dalam gua
sangat indah dan menakjubkan. Penelusuran gua ini hanya di peruntukkan bagi
kegiatan wisata minat khusus.
e. Air
Terjun Tombolo
Tombolo
memiliki tinggi air terjun stabil sepanjang tahun serta memiliki aliran sungai
yang indah melewati alur-alur karst. Lokasi air terjun dapat di tempuh
2,5 jam perjalanan dari Desa Tompobulu menyusuri jalan patroli pada
kawasan hutan yang berada di kaki Gunung Bulusaraung. Ada banyak keindahan alam
yang dapat di temui dalam perjalanan menuju lokasi ini diantaranya vegetasi
hutan yang masih alami, mata air yang keluar dari balik karst, tebing-tebing
karst yang unik, gua-gua alam bahkan ada juga beberapa gua yang menjadi tempat
bersarangnya burung walet.
f. Leang
Lonrong
Leang Lonrong merupakan gua alam di
dalam gua terdapat sungai bawah tanah yang keluar melalui mulut gua leang
lonrong dengan debit air cukup stabil sepanjang tahun, gua ini cukup panjang
dan luas. Selain sebagai tempat wisata tirta, air yang keluar dari dalam gua
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar gua dan PT. Semen Tonasa dalam memnuhi
kebutuhan air bersih. Fasilitas pendukung kegiatan wisata yang telah ada
diantaranya kolam permandian, shelter, baruga, jembatan penyeberangan dan
tempat ganti pakaian. Lokasi Leang Lonrong secara adminstrasi pemerintahan
berada di Desa Panaikang Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep.
g. Leang
Sakapao
Gua ini berada di atas tebing karst Minasate’ne memiliki
gambar-gambar peninggalan prasejarah berupa gambar babirusa dan telapak tangan
yang menurut beberapa pakar arkeologi kualitas gambarnya jauh lebih baik
dibandingkan dengan yang ada di kawasan Taman Purbakala Leang-Leang
h.
Leang Kassi
Leang Kassi merupakan situs
prasejarah yang terdapat Di wilayah Resort Minasate’ne. Di Resort Minasatene
memang terdapat beberapa situs prasejerah diantaranya Leang Kassi. Situs-situs
prasejarah ini berada dalam satu gugusan karst yang letaknya agak berdekatan
dan tidak jauh dari jalan poros, selain itu situs-situs prasejarah telah
dilengkapi fasilititas pendukung seperti jalan trail, papan informasi, papan
petunjuk, shelter dan pagar pengaman. Leang ini di kelola oleh Dinas
Pelestarian dan Peninggalan Prubakala (BP3) PangKep, Leang Kassi memiliki
sumber mata air yang dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh PDAM Kabupaten
Pangkep dan irigasi. Selain itu sumber air Leang Kassi dijadikan juga sebagai
permandian alam, bagi masyarakat. Setiap hari minggu, permandian ini ramai
dikunjungi pengunjung baik masyarakat sekitar maupun masyarakat lokal.
Dipermandian alam ini kita juga dapat menikmati terapi ikan garra rufa namun
oleh masyarakat sekitar ikan ini lazim disebut ikan Pai-Pai.
i.
Tompo' Bulu' (toPo bulu)
Desa Tompobulu berada di
Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep dan dalam wilayah kerja SPTN I Dan dapat
ditempuh dengan jarak 17 km dari jalan poros Pangkep – Makassar. Desa ini
terkenal dengan keindahan alamnya yang masih alami dengan suasana alam yang
sejuk. Desa Tompobulu berada pada ketinggian ± 700 m dpl dan memiliki kultur
yang religius namun terbuka kepada siapapun yang berkunjung. Pengunjung dapat
menikmati panorama alam desa yang berada di kaki Gunung Bulusaraung sambil
menikmati kehidupan tradisional dan keramah tamahan penduduknya menjadi
alternatif wisata yang layak anda rasakan. Sambil menikmati suasana sejuk
pedesaan, kita juga dapat berbaur dengan aktivitas penduduk seperti melihat
produksi pembuatan gula merah dari Pohon Aren (Arenga pinnata). Tompobolu
memang sejak dahulu terkenal sebagai sentra pembuatan gula merah yang dilakukan
secara tradisional dan biasanya tempat pembuatan gula berada di dalam kawasan
hutan. Selain menyaksikan sentra pembuatan gula merah dari Pohon Aren,
kita juga bisa menyaksikan usaha produktif warga membuat madu.
j.
Obyek wisata boga berupa makanan tradisional seperti
:
1.
Dange
Wisata boga ini banyak diminati oleh para musafir
atau orang yang dalam perjalanan menuju dan dari Makassar. Apalagi
tempatnya sangat mudah didapat seperti di Kecamatan Segeri dan Mandalle. Dange
adalah salah satu kue tradisional dari Kabupaten Pangkep, terutama dari
Kecamatan Segeri. Dange berbentuk seperti beroncong namun Dange memiliki khas
khusus dari pada beroncong. Dange memiliki warna hitam tapi
beroncong memiliki warna coklat muda. Dange terbuat dari bahan-bahan alami dan
Dange bebas dari bahan kimia. Sehingga, Dange bisa tinggal dalam waktu yang lama mungkin selama seminggu tanpa dipanaskan. Dange
memiliki dua jenis, Dange Cokelat seperti kami dan Dange Keju. Karena Dange
Keju lebih lezat dari Dange Keju, maka harga Dange Keju lebih mahal daripada Dange
Cokelat.
2.
Cucuru Bayao
Cucuru bayao adalah makanan khas
yang berasal dari Kabupaten Pangkep. Bentuk cucuru bayao itu, bulat agak pipih,
dan berwarna kuning tua. Cucuru bayao memiliki rasa yang sangat manis dan
enak. Jadi, bagi para penderita diabetes harus berhati - hati
memakan si cucuru bayao ini. Kalau mau membuat cucuru bayao, sang pembuat harus
mematuhi peraturan tertentu, antara lain ; pembuat harus bersih, memakai
pakaian yang bagus, dan juga tidak boleh marah (membuat cucuru bayao membutuhkan
kesabaran yang tinggi).
3. Sup Konro
Sup Konro adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi PangKep.
Sup ini biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah
warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan ketupat kecil yang dipotong-potong
terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah
kluwek yang memang berwarna hitam. Bumbunya
relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar. Konro aslinya dimasak berkuah
dalam bentuk sup yang kaya rempah, akan tetapi kini terdapat variasi kering
yang disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu khas
konro.
4.
Sop
saudara
Sop Saudara Pangkep merupakan sebuah makanan yang
menjadi identitas dari segi nama, sop saudara berbeda dengan makanan khas
sulsel umumnya biasanya di beri nama khas etnik, misalnya “Coto Makassar”
kalimat Makassar di sini pada etnik bukan aspek geografis kewilayaan – dalam
hal ini Kota Makassar .Sebab, sejak dulu sebelum kota makassar dinamai makassar
saat masa penjajahan, setelah itu di ganti menjadi di ganti dengan “Ujung
Pandang”,lalu pasca reformasi 1998 lalu di ganti kembali menjadi “Kota Mkassar”
coto sebagaian salah satu produk kuliner oleh oleh Makassar itu tetap bernama “coto makassar”
tidak pernah menjadi coto ujung pandang, “Sop saudara pangkep
5.
Suraben
Suraben merupakan jajanan pasar
tradisional yang berasal dari PangKep dan telah terkenal
secara nasional dengan nama surabin, ada dua jenis suraben yaitu suraben
manis yang menggunakan kinca
dan suraben asin dengan taburan oncom
yang telah dibumbui diatasnya. Suraben biasa dijajakan di pagi hari dan dimasak
menggunakan tungku
sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadangkala telur ayam
yang telah dikocok ditambahkan keatas adonan surabi yang sedang dimasak.
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak yang terus berinovasi dengan
menambahkan berbagai topping
seperti sosis,
keju,
maupun mayones
yang tujuannya untuk mematahkan asumsi bahwa suraben adalah makanan yang
terkesan rendahan. Tempat yang menyajikan suraben dengan berbagai variasi rasa
tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta,
Bandung,
dan Bogor.
6.
Cao
Cao adalah makanan tradisional Pangkep
yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan beberapa bahan tradisional yang
disimpan dalam botol. Biasanya yang dijadikan sebagai bahan baku utama adalah
Ikan Kecil atau Udang yang di Fermentasi dengan ragi. dan disimpan dalam
botol yang lamanya sekitar 3 hari. Setelah proses fermentasi selesai,biasanya
makanan ini berubah menjadi warna Pink, karena warna udang yang terfermentasi
dengan baik. Makanan ini sangat berbau aneh, namun setelah diolah dengan bumbu
dan racikan baik maka akan menarik selera dan nafsu makan teman-teman. Sejarah cao sebenarnya berasal dari
Pulau Salemo,Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ( PangKep ). Awalnya, orang di
pulau ingin menukarkan ikan dengan orang yang berada di darat. Namun, karena
jarak yang jauh dan berbagai halangan pada waktu itu,maka salah seorang yang
berada di Pulau Salemo berpikiran ingin membuat makanan yang tahan sampai
berbulan-bulan, setelah itu dibuatlah cao yang begitu murah dan
bahan-bahannya terjangkau. Tidak diketahui siapa orang yang pertama yang membuat cao, namanya saja suatu peninggalan tradisional yang
turun menurun dan diteruskan,tidak di tahu siapa penemunya.
7.
Wisata Budaya seperti Pa’Bissu
Pa’bissu merupakan suatu budaya yang
kini masih dipegang erat oleh sekelompok masyarakat Bissu yang ada Di PangKep
untuk menghormati leluhur. Tarian ini, sangat menakjubkan karena dengan
menggunakan sebilah keris dan menancapkannya di batang leher. Dengan tarian dan
musik yang khas, tarian itu menjadi sajian yang mengandung nilai budaya yang
kental. Pa’bissu ini juga banyak dipergunakan masyarakat petani pada awal
mengolah lahannya. Untuk tarian ini, sudah banyak dikenal oleh masyarakat di
propinsi lain bahkan sudah melanglang buana hingga ke mancanegara.
Herbal Jantung Tanpa Efek Samping
BalasHapus