Strategi
pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai
pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan
dihadapinya.Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari:
1.
Rumusan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan
2.
Analisis
kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan,
3.
Jenis materi pelajaran yang akan
dikomunikasikan.
Pemilihan
strategi pembelajaran yang akan digambarkan melalui bagan berikut ini:
pemilihan strategi pembelajaran yang didasari pada prinsip efisiensi,
efektivftas, dan keterlibatan peserta didik
a.
Efisiensi
Penggunaan
strategi pembelajaran yang tepat dan pemilihan metode yang mendukung
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
b.
Efektivitas
Pada dasarnya
efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapajauh tujuan pembelajaran
telah dapat dicapai oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi yang
paling efisien sekalipun tidak otomatis menjadi strategi yang efektif.
c.
Keterlibatan Peserta Didik
Pada dasamya
keteriibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
tantangan yang dapat membangkitkan motivasinya dalam pembelajaran. Strategi
pembelajaran yang besifat inkuiri pada umumnya dapat memberikan rangsangan
belajar yang lebih intensif dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang
hanya bersifat ekspositori.
d.
Strategi Kontekstual
Dalam kelas
kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya,
guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas
guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari
menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang
dikelola dengan pendekatan kontekstual
Beberapa
strategi pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran
kontekstual, antara lain:
1.
Pembelajaran berbasis masalah
Sebelum memulai
proses belajar-mengajar di dalam kelas, siswa terlebih dahulu diminta untuk
mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian siswa diminta untuk
mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul. Setelah itu, tugas guru adalah
merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas
guru adalah mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan perspektif yang berbeda dengan mereka.
2.
Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh
pengalaman belajar
Guru memberikan
penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan siswa antara lain
di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru
memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar di luar kelas. Misalnya, siswa
keluar dari ruang kelas dan berinteraksi langsung untuk melakukan wawancara.
Siswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang
dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan
siswa dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan
materi pembelajaran.
3.
Memberikan aktivitas kelompok
Aktivitas
belajar secara kelompok dapat memperluas perspektif serta membangun kecakapan
interpersonal untuk berhubungan dengan orang lain. Guru dapat menyusun kelompok
terdiri dari tiga, lima maupun delapan siswa sesuai dengan tingkat kesulitan
penugasan.
4.
Membuat aktivitas belajar mandiri
Peserta didik
tersebut mampu mencari, menganalisis dan menggunakan informasi dengan sedikit
atau bahkan tanpa bantuan guru. Supaya dapat melakukannya, siswa harus lebih
memperhatikan bagaimana mereka memproses informasi, menerapkan strategi
pemecahan masalah, dan menggunakan pengetahuan yang telah mereka peroleh.
Pengalaman pembelajaran kontekstual harus mengikuti uji-coba terlebih dahulu;
menyediakan waktu yang cukup, dan menyusun refleksi; serta berusaha tanpa
meminta bantuan guru supaya dapat melakukan proses pembelajaran secara mandiri
(independent learning).
5.
Membuat aktivitas belajar bekerjasama dengan
masyarakat
Sekolah dapat
melakukan kerja sama dengan orang tua siswa yang memiliki keahlian khusus untuk
menjadi guru tamu. Hal ini perlu dilakukan guna memberikan pengalaman belajar
secara langsung dimana siswa dapat termotivasi untuk mengajukan pertanyaan.
Selain itu, kerja sama juga dapat
dilakukan
dengan institusi atau perusahaan tertentu untuk memberikan pengalaman kerja.
Misalnya meminta siswa untuk magang di tempat kerja.
6.
Menerapkan penilaian autentik
Dalam
pembelajaran kontekstual, penilaian autentik dapat membantu siswa untuk
menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi
nyata untuk tujuan tertentu. Menurut Johnson (2002: 165), penilaian autentik
memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka
pelajari selama proses belajar-mengajar. Adapun bentuk-bentuk penilaian yang
dapat digunakan oleh guru adalah portfolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan
laporan tertulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar